Tuesday, 10 February 2015

GAMBARAN UMUM DESA MANGUNJAYA KECAMATAN MANGUNJAYA

Sekilas Sejarah Desa  Mangunjaya
Dalem Jaya  Mustafa adalah Senopati utusan dari kerajaan Mataram yang diberi tugas untuk memimpin perang ke Batavia (Jakarta sekarang) melawan Belanda zaman VOC ± abad 16-17 M.
Sesampainya di Batavia langsung perang tanpa istirahat dahulu. Selama dua minggu mereka mengadakan perlawanan dengan pasukan Belanda yang perlengkapannya lengkap dan canggih, akhirnya bala tentara dibawah pimpinan Jaya Mustafa mundur karena sudah banyak korban yang berjatuhan.
Kepergian bala tentara yang dipimpin oleh Jaya  Mustafa an perang tanpa arah tujuan, sehingga samapailah ke salah satu tempat yang dianggap aman untuk istirahat bersama. Jaya  mengambil keputusan dan mengajak kepada bala tentaranya untuk tidak pulang lagi ke Mataram karena merasa malu oleh Kanjeng Sinuwun Mataram. Jaya Mustafa mengajak kepada bala tentaranya untuk tetap tinggal di sini dengan memberi nama daerah yang ditempatannya dengan nama BANGUNJAYA/ MANGUNJAYA yang kata itu muncul dari kata-kata Senopati Dalem Jaya Mustafa.
Pada awalnya desa Mangunjaya meliputi 7 kampung/ dusun, yaitu:
  1. Kampung Mangunjaya;
  2. Kampung Sindang;
  3. Kampung Bantarhuni;
  4. Kampung Bantarloa;
  5. Kampung Yasaratu;
  6. Kampung Kedungkuda;
  7. Kampung Bunisinga.

Pada masa kepemimpinan Kepala Desa Ono Suharno (1978-1986), desa Mangunjaya dipekarkan menjadi 3 (tiga) desa, yaitu:
  1. Desa Mangunjaya;
  2. Desa Sukamaju, dan
  3. Desa Kertajaya.
Pada awal dipekarkan desa Mangunjaya mempunyai 4 dusun, yaitu Dusun Mangunjaya, Dusun Poris, Dusun Sindang dan Dusun Bantarhuni. Pada masa PJS S. Ruchyadi ( program tahun 2002-2003), sesuai dengan tuntutan masyarakat dan dipandang perlunya pemekaran untuk meningkatkan pelayanan masyarakat, dusun yang ada di desa Mangunjaya dipekarkan menjadi 7 Dusun, yaitu:
-          Dusun Mangunjaya;
-          Dusun Poris;
-          Dusun Pasirlaja, pekaran dari dusun Poris;
-          Dusun Gimbal, pekaran dari dusun Mangunjaya;
-          Dusun Gerendong;
-          Dusun Bantarhuni











No comments: