Dalem
Jaya Mustafa adalah Senopati utusan dari
kerajaan Mataram yang diberi tugas untuk memimpin perang ke Batavia
(Jakarta
sekarang) melawan Belanda zaman VOC ± abad 16-17 M.
Sesampainya
di Batavia langsung perang tanpa istirahat dahulu. Selama dua minggu mereka
mengadakan perlawanan dengan pasukan Belanda yang perlengkapannya lengkap dan
canggih, akhirnya bala tentara dibawah pimpinan Jaya Mustafa mundur karena
sudah banyak korban yang berjatuhan.
Kepergian
bala tentara yang dipimpin oleh Jaya
Mustafa an perang tanpa arah tujuan, sehingga samapailah ke salah satu
tempat yang dianggap aman untuk istirahat bersama. Jaya mengambil keputusan dan mengajak kepada bala
tentaranya untuk tidak pulang lagi ke Mataram karena merasa malu oleh Kanjeng
Sinuwun Mataram. Jaya Mustafa mengajak kepada bala tentaranya untuk tetap
tinggal di sini dengan memberi nama daerah yang ditempatannya dengan nama BANGUNJAYA/ MANGUNJAYA yang kata itu muncul dari kata-kata Senopati Dalem
Jaya Mustafa.
Pada awalnya
desa Mangunjaya meliputi 7 kampung/ dusun, yaitu:
- Kampung
Mangunjaya;
- Kampung
Sindang;
- Kampung
Bantarhuni;
- Kampung
Bantarloa;
- Kampung
Yasaratu;
- Kampung
Kedungkuda;
- Kampung
Bunisinga.
Pada masa
kepemimpinan Kepala Desa Ono Suharno (1978-1986), desa Mangunjaya dipekarkan
menjadi 3 (tiga) desa, yaitu:
- Desa
Mangunjaya;
- Desa
Sukamaju, dan
- Desa
Kertajaya.
Pada awal
dipekarkan desa Mangunjaya mempunyai 4 dusun, yaitu Dusun Mangunjaya, Dusun
Poris, Dusun Sindang dan Dusun Bantarhuni. Pada masa PJS S. Ruchyadi ( program
tahun 2002-2003), sesuai dengan tuntutan masyarakat dan dipandang perlunya
pemekaran untuk meningkatkan pelayanan masyarakat, dusun yang ada di desa
Mangunjaya dipekarkan menjadi 7 Dusun, yaitu:
-
Dusun
Mangunjaya;
-
Dusun Poris;
-
Dusun
Pasirlaja, pekaran dari dusun Poris;
-
Dusun Gimbal,
pekaran dari dusun Mangunjaya;
-
Dusun
Gerendong;
-
Dusun
Bantarhuni
No comments:
Post a Comment